Wartawan SW Ditemukan Tewas Misterius di Hotel D’Paragon, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

oleh -511 Dilihat
Jenazah Almarhum Situr Wijaya, jurnalis yang meninggal dunia di Jakarta, tiba di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (6/4/2025). ANTARA/Handout/am.

Jakarta, Mesakada.com – Sebuah kejadian tragis mengguncang dunia jurnalistik. Seorang pria berinisial SW (33), yang dikenal sebagai wartawan media online, ditemukan tewas secara misterius di kamar Hotel D’Paragon, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Jumat (4/4/2025) malam.

Penemuan jenazah SW yang masih membawa tanda tanya besar, meninggalkan pertanyaan mendalam tentang apa yang sebenarnya terjadi pada sosok yang selama ini dikenal sehat dan tanpa masalah medis.

Kepolisian Metro Jakarta Barat langsung bergerak cepat setelah menerima laporan tentang penemuan jenazah ini pada pukul 21.00 WIB. Kapolres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, memimpin langsung penyelidikan di lokasi kejadian yang menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

“Kami segera menuju ke TKP pada pukul 21.00 WIB setelah mendapat laporan. Jenazah ditemukan di kamar hotel, dan korban berasal dari Palu,” ungkap Arfan dengan nada penuh keprihatinan Sabtu (5/4/2025), dikutip ANTARA.

Jenazah SW kini tengah menjalani autopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. “Keluarga korban sudah memberikan izin penuh untuk dilakukannya autopsi,” lanjut Arfan, berharap hasil otopsi akan membuka tabir misteri kematian tersebut.

Sementara itu, meskipun ditemukan sejumlah lebam di tubuh korban, pihak kepolisian memastikan bahwa tidak ada bukti kekerasan dengan benda tumpul atau tanda-tanda penganiayaan yang jelas. “Lebam ditemukan di bagian tubuh, tapi tidak ada luka di wajah atau tanda-tanda penganiayaan,” ujar Arfan, namun menambahkan bahwa hasil autopsi lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan penyebab kematian.

Polisi juga mengungkapkan temuan sejumlah obat-obatan di kamar hotel tempat SW ditemukan. Obat-obatan tersebut termasuk Promag (obat maag), Mycoral Ketoconazole (obat jamur), Rifampicin (antibiotik untuk Tuberkulosis), serta Viva White Clean dan Mask (pembersih muka). Temuan ini menambah spekulasi tentang kondisi kesehatan korban sebelum kematiannya, yang semakin membingungkan pihak kepolisian.

Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, menegaskan bahwa dokter forensik tidak menemukan luka atau tanda-tanda kekerasan yang mencurigakan. “Memang ada memar di tubuhnya, tetapi itu disebabkan oleh proses pembusukan,” jelasnya. Meskipun demikian, Ade Ary menekankan bahwa penyebab kematian SW masih belum dapat dipastikan, dan pihaknya kini menunggu hasil pemeriksaan toksikologi untuk mengungkap apakah ada zat berbahaya dalam tubuh korban.

Tiga orang saksi, yang semuanya merupakan petugas dari pihak hotel, telah diperiksa untuk membantu pihak kepolisian mengungkap lebih jauh kejadian ini. Namun, sampai saat ini, penyebab pasti kematian SW masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.