Mamuju, Mesakada.com — Langit di Kecamatan Kalumpang tampak lebih cerah belakangan ini, seolah ikut merayakan kabar baik bagi warga.
Suara alat berat yang bekerja di dusun-dusun terdampak masih terdengar hingga hari ini. Namun, bagi warga, suara itu bukan lagi gangguan, melainkan tanda kehidupan yang kembali pulih.
Empat desa di Kecamatan Kalumpang, yang sebelumnya terisolasi akibat longsor kini dapat kembali beraktivitas. Jalan utama yang menghubungkan Desa Karataun, Siraun, Salumakki, dan Lasa’, yang sempat tertutup total, akhirnya terbuka kembali.
“Kami sangat berterima kasih atas respons cepat dari pemerintah Kabupaten Mamuju dan Provinsi Sulawesi Barat,” ujar Kepala Desa Karataun, Oktaf.
Ia menjelaskan bahwa jalan utama yang sempat tertimbun longsor kini sudah dapat dilalui.
“Sekarang di sini ada alat berat dari provinsi dan kabupaten. Mereka bekerja untuk memastikan akses jalan dan aliran air tetap aman,” tambahnya.
Oktaf juga mengungkapkan rasa terima kasih khusus kepada Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi, yang memberikan waktu tiga bulan untuk memanfaatkan alat berat dari PUPR.
“Ini kesempatan besar bagi kami untuk membenahi infrastruktur yang rusak,” katanya penuh harap.
Respon Cepat yang Berbuah Apresiasi
Di tempat lain, Camat Kalumpang, Bram Thosuly, menyebut langkah cepat pemerintah sebagai sejarah baru bagi wilayah ini.
“Perhatian seperti ini jarang kami rasakan. Tidak hanya soal penanganan dampak bencana, tapi juga perbaikan jalan yang puluhan tahun tak tersentuh,” ujarnya.
Bram juga menyampaikan harapannya agar periode kedua kepemimpinan Sutinah Suhardi dapat menjadi momentum untuk pembangunan berkelanjutan di Kalumpang.
“Kami yakin, sinergi antara Ibu Bupati dan Gubernur Suhardi Duka akan membawa perubahan besar bagi wilayah ini,” tuturnya.
Banjir yang memicu longsor di Kalumpang terjadi pada 18 Desember 2024. Dalam laporan BPBD Mamuju, sebanyak 678 kepala keluarga (KK) dari empat desa sempat terisolasi. Tidak ada korban jiwa, namun dampak longsor melumpuhkan aktivitas warga selama beberapa waktu.
Bupati Sutinah Suhardi segera turun tangan, memerintahkan perangkat daerah untuk bergerak cepat. Selain memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari.
Sutinah langsung menginstruksikan Dinas PUPR untuk mengirim alat berat guna membuka jalan yang tertutup sedimen.
“Kami tidak hanya ingin merespons bencana, tapi juga memastikan kehidupan warga kembali normal secepat mungkin,” ujar Sutinah saat mengunjungi lokasi. BPBD pun melakukan asesmen dan menyusun Surat Keputusan Tanggap Darurat sebagai dasar penanganan bersama.
Kini, dengan jalan utama yang kembali terbuka, warga kembali menatap masa depan dengan optimisme. Dusun-dusun yang sebelumnya terisolasi kini terhubung, dan pekerjaan alat berat diharapkan mampu mencegah bencana serupa di masa mendatang.
Warga Kalumpang, yang terkenal dengan tenun sekomandinya, kini tidak hanya bergantung pada tangan terampil mereka, tetapi juga pada kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. “Kami akan terus mendukung pemerintah agar pembangunan di wilayah ini semakin baik,” tutup Bram penuh keyakinan. (js)