Harga Beras Terus Melambung, Pemprov Sulbar Gelar Pasar Murah di Taman Karema

oleh -647 Dilihat

Mamuju, Mesakada.com — Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai respons terhadap tingginya harga bahan pokok, khususnya beras, yang kian membebani masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan di Taman Karema, Mamuju, Selasa 1 Juli 2025.

Melalui Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang), Pemprov Sulbar menggencarkan pasar murah setiap pekan guna meredam gejolak harga pangan yang terus meningkat. Kepala Dinas Ketapang Sulbar, Abdul Waris Bestari, mengatakan bahwa GPM merupakan instruksi langsung Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga, sejalan dengan program nasional pengendalian inflasi.

“Setiap minggu kita laksanakan GPM agar masyarakat bisa terbantu jika ada bahan pokok mengalami kenaikan harga di pasaran,” kata Waris.

Salah satu bahan pokok yang paling diburu dalam pasar murah tersebut adalah beras. Saat ini, harga beras di pasaran Sulbar terpantau terus merangkak naik hingga menyentuh Rp 155 ribu per 10 kilogram harga yang dinilai cukup memberatkan, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah.

Habibi, Analis Ketahanan Pangan Dinas Ketapang Sulbar, mengakui bahwa lonjakan harga beras membuat masyarakat menyerbu pasar murah. Dalam kegiatan tersebut, beras dijual hanya seharga Rp 125 ribu per 10 kilogram, atau lebih murah Rp 30 ribu dari harga pasar.

“Kami jual 1,5 ton beras dan dalam waktu kurang dari 30 menit langsung habis. Bahkan dibatasi satu orang hanya boleh membeli maksimal 10 kilo,” ujar Habibi.

Menurutnya, GPM juga menyediakan bahan pokok lain seperti ayam, telur, cabai, minyak goreng, gula, hingga sayur-sayuran dengan harga yang lebih murah 10 sampai 20 persen dari harga pasar. Kegiatan ini didukung oleh Bulog, distributor lokal, dan Dinas Pertanian Sulbar.

Namun, lonjakan harga beras tetap menjadi sorotan. Ketersediaan beras murah yang terbatas, serta cepatnya stok habis, menjadi bukti nyata bahwa harga beras saat ini sangat membebani masyarakat.

“Kami sebagai ibu rumah tangga benar-benar kesulitan kalau harga beras mahal. Adanya GPM sangat membantu, semoga bisa terus dilakukan,” tutur Hasniati, salah satu warga yang ikut antre sejak pagi.

Habibi menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga tanpa merugikan pedagang di pasar. Namun, tingginya animo masyarakat dalam GPM mencerminkan persoalan serius dalam tata niaga dan distribusi bahan pangan di Sulbar.

“Harapannya masyarakat tidak panik. Pemerintah akan selalu hadir, sesuai arahan Gubernur, menjaga harga tetap terjangkau,” kata Habibi.

Meski begitu, desakan terhadap upaya jangka panjang untuk menstabilkan harga, khususnya beras, semakin mengemuka. Pasar murah dinilai hanya solusi sementara dari masalah yang lebih besar: tingginya ketergantungan pada distribusi luar daerah dan belum optimalnya produksi lokal. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.