Mamuju, Mesakada.com – Setelah ambruk akibat gempa bumi 6,2 magnitudo pada 15 Januari 2021, Masjid Raya Suada Mamuju kini kembali berdiri megah.
Dibangun melalui proyek rekonstruksi pascagempa oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Barat, Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU), pembangunan masjid ini menelan anggaran fantastis sebesar Rp 90,3 miliar.
Masjid yang pertama kali berdiri pada 2006 ini mulai direkonstruksi pada Oktober 2023 dan rampung pada Maret 2025.
Kepala BPPW Sulbar, Evry Biaktama Meliala, mengatakan bahwa pembangunan dilakukan dengan mengusung konsep grand building, yang menekankan efisiensi dan keberlanjutan.
“Salah satu fitur unggulannya adalah ground water tank berkapasitas 70 meter kubik untuk memastikan ketersediaan air,” ujar Evry, Jumat 7 Maret.
Berdiri di atas lahan seluas 10.525 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 4.901 meter persegi, Masjid Raya Suada mampu menampung hingga 2.500 jamaah.
Selain itu, terdapat fasilitas jalur khusus dan lift bagi penyandang disabilitas guna memastikan kenyamanan semua jamaah.
Selain area ibadah utama, masjid ini juga dilengkapi gedung serbaguna seluas 1.440 meter persegi yang mampu menampung hingga 1.000 orang. Gedung ini dapat digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan maupun sosial.
Tak hanya megah, masjid ini juga dilengkapi sistem pengolahan limbah, pencahayaan alami maksimal melalui skylight, serta ventilasi khusus untuk memastikan sirkulasi udara yang baik.
Meski bangunan utama telah dimanfaatkan, Masjid Raya Suada masih belum memiliki pagar. Menanggapi hal ini, Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, memastikan bahwa Pemprov akan turut membantu penyelesaian akhir masjid ini.
“Atas terbangunnya masjid ini, Pemprov akan turut membantu terutama pada pembangunan pagarnya sebesar Rp 5 miliar,” ungkap SDK.
Dengan konsep modern dan berbagai fasilitas unggulan, Masjid Raya Suada diharapkan menjadi pusat ibadah dan kegiatan umat Islam di Mamuju. (*)
