Polewali, Mesakada.com – Sebanyak 55 perahu Sandeq Silumba 2025 resmi dilepas Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka (SDK), di Pantai Bahari, Polewali Mandar. Prosesi pelepasan ditandai dengan tembakan flare gun yang disaksikan ratusan warga.
SDK menegaskan bahwa ajang tahunan ini tidak hanya sekadar menjaga kelestarian budaya leluhur, tetapi juga memberi dampak positif bagi pariwisata dan perekonomian lokal.
“Hari ini kita sukses melepas 55 Sandeq Silumba dalam dua kali pelepasan supaya mereka tidak bertemu. Kita sukses menjaga warisan budaya leluhur, menjadikan momen ini sebagai wisata, dan saya lihat juga berdampak pada peningkatan UMKM,” kata SDK, Kamis (21/8/2025).
Menurut SDK, Sandeq Silumba menghadirkan tiga manfaat sekaligus, yakni pelestarian budaya, pengembangan pariwisata, serta penguatan ekonomi masyarakat. “Insya Allah kegiatan ini akan terus berlangsung hingga 26 Agustus mendatang,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa lomba perahu tradisional ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia. “Saya kira ini tetap kita jaga dengan baik supaya kelestarian budaya kita tetap terpelihara,” tegasnya.
SDK mengungkapkan, tahun depan Sandeq Silumba akan digelar lebih besar dengan melibatkan tiga kabupaten sekaligus, yakni Polman, Majene, dan Mamuju. “Kami di provinsi hanya memfasilitasi, sehingga tiga kabupaten ini bisa menjadi bagian utama dari kegiatan tersebut,” jelasnya.
Wakil Gubernur Sulbar, Salim S Mengga, yang turut hadir dalam pelepasan itu menyampaikan apresiasinya. “Kegiatan ini sangat penting untuk melestarikan tradisi dan juga mendukung ekonomi masyarakat sekitar melalui kunjungan wisata,” katanya.
Salim menegaskan komitmen Pemprov Sulbar agar lomba perahu Sandeq terus dilestarikan. “Kami berkomitmen untuk memastikan lomba perahu Sandeq ini terus dikembangkan, sehingga generasi muda dapat mengenal dan mencintai budaya asli daerah,” tambahnya.
Tahun ini, lomba Sandeq Silumba menempuh lima etape: dimulai dari Pantai Bahari, Polman menuju Pamboang, Majene (21 Agustus), dilanjutkan ke Banua Sendana (23 Agustus), lalu ke Deking (24 Agustus), berlayar menuju Mamuju (25 Agustus), dan ditutup dengan mengelilingi Pulau Karampuang, Mamuju (26 Agustus). (*)
