Gubernur Sulbar: Ekonomi Sulbar Harus Inklusif, UMKM Jadi Motor Penggerak

oleh -561 Dilihat

Mamuju, Mesakada.com — Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK), menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah tidak bisa hanya bergantung pada satu sektor atau pihak tertentu.

Ia menekankan pentingnya sinergi semua elemen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Sulbar.

“Pertumbuhan ekonomi itu tidak hanya satu pihak, tapi semua elemen bisa mempengaruhi. Di Sulbar, itu ditopang oleh sektor pertanian dan perikanan,” ujar SDK, dalam kegiatan Karya Kreatif Ekonomi (KKE) dan Pekan Ekonomi Syariah yang digelar KPw BI Sulbar, Di Atrium Matos Mall Mamuju, Kamis 19 Juni.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi inklusif adalah ketika semua sektor bisa bergerak dan tumbuh bersama. Salah satu sektor yang diharapkan mampu menjadi motor penggerak utama adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Saya tentu dalam kesempatan baik ini, berterima kasih kepada BI yang selama ini banyak membantu UMKM dan ekonomi kreatif. Tadi saya foto dan kirim kepada Menteri Ekonomi Kreatif,” ucapnya.

Ia juga menyoroti pentingnya penguatan ekonomi syariah di Sulbar, mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. SDK menilai, ekonomi berbasis syariah memberikan stabilitas lebih dalam menghadapi tantangan global.

“Ekonomi kita lebih stabil dibanding negara lain. Tapi untuk menuju ke sana, seluruhnya harus bergerak. Mari sama-sama dengan BI, biar kita fokus mana yang ditangani sesuai kewenangan masing-masing,” katanya.

SDK menambahkan, kunci keberhasilan pembangunan ekonomi terletak pada kolaborasi lintas sektor. Ia mengajak seluruh lembaga perbankan agar turut memperkuat pembiayaan, terutama bagi pelaku UMKM.

“Tidak ada yang sukses tanpa kolaborasi. Seluruh perbankan diharapkan bisa menyalurkan kredit, terutama untuk UMKM. Banyak yang ingin usaha tapi terbentur dengan modal,” ungkapnya.

Namun, ia mengingatkan bahwa tersedianya dana di perbankan tidak serta merta menjamin akses kredit bagi semua pihak. Kepercayaan dari lembaga keuangan tetap menjadi syarat utama.

“Padahal uang itu banyak di bank. Bank diperintahkan untuk memberikan pinjaman. Tapi apakah kita dipercaya atau tidak oleh bank, itu pertanyaannya,” pungkas SDK. (*)


No More Posts Available.

No more pages to load.