Mamuju, Mesakada.com – Potensi besar di sektor pertanian dan perkebunan Sulbar dinilai belum diimbangi dengan pengelolaan maksimal untuk menciptakan nilai tambah.
Salah satu komoditas unggulan yang mencuat dalam upaya hilirisasi adalah kopi Mamasa, yang kini berhasil menembus pasar ekspor dengan nilai miliaran rupiah.
Komoditas unggulan dari dataran tinggi Sulbar ini telah menorehkan prestasi membanggakan di pasar internasional.
Di bawah pembinaan BI Sulbar, kopi Mamasa berhasil menembus pasar ekspor dengan total nilai transaksi mencapai Rp 20 miliar.
Negara tujuan ekspor mencakup Malaysia, Filipina, hingga Dubai, membuktikan tingginya daya saing kopi Sulbar di pasar global.
“Kopi kita bisa diibaratkan memiliki daya saing yang tinggi, baik nasional maupun global. Ini menjadi bukti bahwa sektor pertanian, khususnya kopi, dapat berkontribusi besar terhadap perekonomian Sulbar,” sebut Eka Budi.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulbar, Eka Putra Budi Nugroho menekankan pentingnya hilirisasi sebagai strategi utama memperkuat daya saing daerah.
“Potensi Sulbar sangat baik, dari sisi sumber daya alam, sektor pertanian, dan perkebunan. Ini menjadi kekuatan utama Sulbar. Namun, aspek hilirisasi menjadi salah satu poin utama yang harus diperhatikan untuk memperkuat daya saing kita,” ujar Eka Budi, Kamis 19 Juni.
Menurutnya, salah satu faktor penentu keberhasilan hilirisasi adalah peningkatan investasi di sektor pengolahan.
“Ketika kita bicara hilirisasi, investasi punya kaitan yang sangat erat. Tantangan kita adalah bagaimana mendorong peningkatan investasi ini, agar potensi yang ada bisa terkelola dengan baik dan memberikan dampak positif bagi ekonomi daerah,” lanjutnya.
Sulbar bahkan kini tercatat sebagai salah satu dari lima provinsi penghasil kopi berkualitas terbaik di Indonesia. Permintaan ekspor pun terus meningkat, seiring peningkatan kualitas dan branding kopi lokal seperti kopi Mamasa. (*)
