Wagub Sulbar Geram, Masalah Konflik Agraria di Pasangkayu Tak Kunjung Beres

oleh -917 Dilihat

Pasangkayu, Mesakada.com – Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Salim S. Mengga, tak bisa menyembunyikan kekesalannya saat turun langsung menemui warga korban sengketa lahan dengan perusahaan sawit di Dusun Lembah Harapan, Desa Jengeng Raya, Kecamatan Tikke Raya, Selasa sore, 13 Mei 2025.

Konflik agraria yang telah berlangsung selama puluhan tahun itu masih belum menemukan titik terang. Di hadapan warga, Salim menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh lagi membiarkan persoalan ini terus berlarut.

“Karena itu, hari ini saya perintahkan kepada perkebunan, kehutanan, BPN, biro hukum, supaya mengkaji masalah ini dengan baik. Cari solusinya, kemudian kita bertindak. Saya tidak mau dengar kalau ini masalah susah diselesaikan. Harus bisa diselesaikan,” kata Salim.

Salim datang bukan untuk menghakimi siapa yang benar atau salah, melainkan untuk mencari solusi nyata atas konflik antara masyarakat adat dan korporasi sawit yang kerap dituding menyalahi batas konsesi dan mengabaikan hak-hak warga lokal.

Lebih jauh, ia mengisyaratkan bahwa tekanan politik tidak akan menghalangi langkah penyelesaian.

“Saya tidak pernah peduli siapa di belakang perusahaan. Silakan perusahaan bekerja. Tapi masyarakat juga harus tentram. Siapapun di Jakarta, akan saya datangi. Ini jangan berlarut-larut. Sengketa harus diselesaikan. Itulah tugas pemerintah,” kata Salim.

Dalam forum terbuka itu, Salim juga mengingatkan warga agar tidak mudah terprovokasi dan tetap menjaga ketertiban. Ia menyebut konflik agraria kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana.

“Saya minta kita bersabar. Jangan mau diadu domba. Ini negara hukum. Tidak boleh ada yang semena-mena,” tegasnya.

Meski berpihak pada penyelesaian adil, Salim mengimbau warga agar tetap membuka ruang dialog dengan pihak perusahaan. Menurutnya, pengusaha tidak boleh dijadikan musuh selama masih bekerja sesuai aturan.

“Kecuali kalau dia merusak, kita akan evaluasi izinnya,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan para pejabat di daerah agar menjaga integritas dan tidak bermain mata dengan pihak perusahaan.

“Saya juga tidak mau dengar ada pejabat kongkalikong dengan perusahaan. Jangan dikasi sesuatu, lalu gelap mata,” sindir Salim.

Konflik agraria di Pasangkayu bukan hanya soal lahan, tapi soal keadilan dan keberpihakan negara.Salim S. Mengga, dengan nada keras dan pesan moralnya, membawa harapan baru bagi warga yang selama ini merasa terpinggirkan oleh kekuasaan modal. (*)






No More Posts Available.

No more pages to load.