Mamuju, Mesakada.com — Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK) mendadak “mengganti peran” saat mengikuti rapat bersama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP), di Ruang Oval Kantor Gubernur Sulbar, Jumat 16 Mei.
Bukan sebagai gubernur, tapi sebagai seorang investor atau pengusaha. Hal itu dilakukan untuk menilai paparan potensi investasi dari DPM-PTSP Sulbar, yang dianggap masih normatif dan tidak cukup memikat pelaku usaha.
Dalam rapat itu, DPM-PTSP Sulbar memaparkan sejumlah potensi investasi daerah. Beragam sektor unggulan dihadirkan, mulai dari pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, hingga sektor tambang dan energi terbarukan.
“Kita memberikan arahan, kita sesuaikan dengan kacamata pengusaha. Yang disajikan tadi itu kacamata pemerintah, saya hadir melepaskan diri sebagai pemerintah, saya pakai kacamata pengusaha, olehnya saya minta agar DPM-PTSP melakukan perubahan. Sehingga pengusaha bisa langsung tahu,” kata SDK.
SDK menekankan pentingnya data yang rinci dan terarah. Ia menginginkan informasi yang lebih konkret dan berbasis lokasi, yang bisa langsung menggugah minat para investor untuk menanamkan modal di Sulbar.
Ia pun mencontohkan, bila ada pengusaha yang tertarik menanam kakao atau sawit, maka harus disediakan informasi yang spesifik mengenai titik lokasi lahan, luas area, hingga potensi hasil.
“Kalau pengusaha mau tanam kakao, ini lokasinya. Kalau pengusaha mau tanam sawit, di sini lokasinya. Kalau pengusaha mau usaha perikanan, di sini lokasinya,” ujarnya.
Hal itu dianggap penting, sehingga Pemprov Sulbar bisa memaparkan segala potensi di hadapan investor yang ingin menanamkan modalnya di Sulbar.
Kepala DPM-PTSP Sulbar, Habibi Azis mengaku, sejauh ini belum ada industri besar yang masuk ke Sulbar. Padahal sumber potensi begitu besar. Sulbar juga diuntungkan dengan lokasi strategis yang berada di Jalur ALKI II.
“Sehingga Sulbar dari sisi analisis bisnis sangat menjanjikan,” ungkapnya. (*)