Mamuju, Mesakada.com — Halaman Kantor Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Minggu 20 April, memang sepi. Tapi, di sana, warna-warna tumpah ke atas kanvas. Kuas bergerak pelan, membawa keresahan dalam bentuk visual. Para seniman turun tangan, bukan untuk demo, tapi melukis.
Ikatan Perupa Sulbar menggelar kegiatan seni di ruang terbuka sebagai respon atas berbagai polemik yang mereka rasakan. Bagi mereka, ini bukan sekadar ajang menggambar, tetapi juga respon terhadap dinamika di Sulbar di bawah kepemimpinan SDK–Salim.
“Kegiatan ini lahir dari kegelisahan kawan-kawan. Banyak hal yang ingin kami suarakan. Maka kami memilih melukis langsung di halaman kantor gubernur,” ujar Aad Mandar, Ketua Ikatan Perupa Sulbar.
Dalam kegiatan yang diikuti sekitar delapan hingga sepuluh peserta itu, hadir beragam latar belakang, mulai dari mahasiswa seni hingga warga umum yang punya ketertarikan pada dunia rupa. Mereka duduk bersila, berdiri, mencari sudut pandang untuk menangkap lanskap pemerintahan lewat sudut mata seorang seniman.
Salah satu sorotan yang diangkat adalah persoalan kendaraan dinas (randis) yang belakangan ini banyak ditemukan terbengkalai, rusak, bahkan hilang.
“Saya secara pribadi memilih mengangkat isu randis sebagai tema. Ini problem serius yang perlu jadi perhatian pemerintahan baru. Banyak kendaraan negara yang seharusnya menopang pelayanan publik, malah tidak jelas keberadaannya,” tutur Aad.
Aksi ini bukan yang terakhir. Ikatan Perupa Sulbar secara rutin menggelar kelas seni mingguan. Karya-karya yang dihasilkan dalam kegiatan ini akan dikurasi untuk kemudian dipamerkan dalam agenda seni mendatang, sebagai wujud partisipasi warga dalam merawat demokrasi lewat jalur kebudayaan. (*)