Polman, Mesakada.com – Di Desa Lenggo, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), akses jalan yang layak seolah menjadi kemewahan yang tak pernah mereka rasakan.
Saat ada warga sakit, mereka harus ditandu berkilometer-kilometer untuk mendapatkan pertolongan medis. Jika masih bisa, ia yang sakit akan dibonceng motor, itu pun dengan risiko tinggi melintasi jalan yang jauh dari kata layak.
“Kami tidak tahu kenapa, sejak kepemimpinan ABM (Ali Baal Masdar) dua periode, AIM (Andi Ibrahim Masdar) dua periode, bahkan saat ABM menjadi gubernur, jalan kami tidak pernah sekalipun diperbaiki,” ungkap Muhammad Yusuf, tokoh pemuda Desa Lenggo yang akrab disapa Bannangpute, Kamis 20 Februari.
Desa Lenggo yang terdiri dari enam dusun dengan 387 kepala keluarga ini berbatasan langsung dengan Desa Kondo, Kecamatan Mehalaan, Mamasa. Jalan sepanjang 12 kilometer yang menghubungkan desa mereka ke jalan utama masih dalam kondisi memprihatinkan, meski berstatus jalan kabupaten.
Warga telah berulang kali mengadu. Mereka mendatangi DPRD, mengajukan surat ke DPR RI, hingga melakukan audiensi. Namun, hingga kini belum ada perhatian nyata dari pemerintah daerah.
“Pemkab Polman seperti menutup mata. Kami tidak minta yang aneh-aneh, cukup jalan saja diperhatikan,” keluh Yusuf.
Tak ingin terus menunggu janji, warga akhirnya turun tangan sendiri. Dengan alat seadanya, mereka bergotong royong memperbaiki jalan yang rusak. Hanya berbekal cangkul dan linggis, mereka mencoba meratakan jalan yang berlubang dan menimbun bagian yang tergenang lumpur. Tak hanya laki-laki, ibu-ibu pun turut serta.
“Kami sadar ini bukan solusi jangka panjang, tapi daripada menunggu pemerintah yang entah kapan turun tangan, kami lakukan sebisa kami,” ujarnya.
Jalan yang tak kunjung diperbaiki membuat aktivitas warga terganggu. Bukan hanya untuk akses kesehatan, tapi juga untuk ekonomi dan pendidikan. Masyarakat berharap ada tindakan nyata dari Bupati dan Wakil Bupati Polman yang baru. (*)