Ekonomi Sulbar 2024 Melemah, Peringkat Nyaris Buncit di Sulawesi

oleh -676 Dilihat
Warga berbelanja di Gerakan Pengan Murah di Mamuju, beberapa waktu lalu.

Mamuju, Mesakada.com — Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Barat mengalami pelemahan pada tahun 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Sulbar hanya mencapai 4,76 persen, turun dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 5,23 persen.

Angka ini membuat Sulbar terpuruk di peringkat dua terbawah dari enam provinsi di Pulau Sulawesi. Hanya unggul dari Gorontalo yang mencatatkan pertumbuhan 4,13 persen.

Di sisi lain, Sulawesi Tengah menjadi yang tertinggi dengan pertumbuhan menembus 9,89 persen, disusul Sulawesi Tenggara 5,40 persen, Sulawesi Utara 5,39 persen, dan Sulawesi Selatan 5,02 persen.

Di Kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Sulbar juga tak lebih baik. Provinsi ini menempati urutan ke-8 dari 14 provinsi, tertinggal jauh dari Papua Barat yang melesat dengan pertumbuhan 20,80 persen dan Maluku Utara 13,73 persen.

Plt Kepala BPS Sulbar, La’bi, menyebutkan bahwa meski sebagian sektor usaha mengalami peningkatan nilai tambah, namun laju ekonomi daerah ini belum mampu mengejar ketertinggalan.

Dalam lima tahun terakhir, perekonomian Sulawesi Barat bersifat fluktuatif dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi 2,34 persen disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19, hingga pada tahun 2021 sedikit tumbuh menguat 2,57 persen.

“Setelah itu ekonomi tumbuh melambat kembali di tahun 2022 dengan pertumbuhan yang bisa dicapai hanya pada angka 2,26 persen. Lalu menguat di tahun 2023 mencapai 5,23 persen, namun kembali turun di tahun 2024 sebesar 4,76 persen,” kata La’bi dalam laporannya baru-baru ini.

Secara nominal, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulbar tahun 2024 mencapai Rp 64,21 triliun atas dasar harga berlaku, dan Rp37,09 triliun atas dasar harga konstan 2010.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi datang dari konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 14,56 persen. Sementara pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) tetap menjadi kontributor utama pertumbuhan.

Di sisi lapangan usaha, sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan masih menjadi tulang punggung utama perekonomian Sulbar. Namun, La’bi menegaskan perlunya diversifikasi dan penguatan struktur ekonomi agar pertumbuhan lebih stabil dan berdaya saing. (*)

Ekonomi Sulbar 2024 Melemah, Peringkat Nyaris Buncit di Sulawesi

Mamuju, Mesakada.com — Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Barat mengalami pelemahan pada tahun 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Sulbar hanya mencapai 4,76 persen, turun dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 5,23 persen.

Angka ini membuat Sulbar terpuruk di peringkat dua terbawah dari enam provinsi di Pulau Sulawesi. Hanya unggul dari Gorontalo yang mencatatkan pertumbuhan 4,13 persen.

Di sisi lain, Sulawesi Tengah menjadi yang tertinggi dengan pertumbuhan menembus 9,89 persen, disusul Sulawesi Utara 6,18 persen, Sulawesi Tenggara 5,39 persen, dan Sulawesi Selatan 5,02 persen.

Di Kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Sulbar juga tak lebih baik. Provinsi ini menempati urutan ke-8 dari 14 provinsi, tertinggal jauh dari Papua Barat yang melesat dengan pertumbuhan 20,80 persen dan Maluku Utara 13,73 persen.

Plt Kepala BPS Sulbar, La’bi, menyebutkan bahwa meski sebagian sektor usaha mengalami peningkatan nilai tambah, namun laju ekonomi daerah ini belum mampu mengejar ketertinggalan.

Dalam lima tahun terakhir, perekonomian Sulawesi Barat bersifat fluktuatif dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi 2,34 persen disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19, hingga pada tahun 2021 sedikit tumbuh menguat 2,57 persen.

“Setelah itu ekonomi tumbuh melambat kembali di tahun 2022 dengan pertumbuhan yang bisa dicapai hanya pada angka 2,26 persen. Lalu menguat di tahun 2023 mencapai 5,23 persen, namun kembali turun di tahun 2024 sebesar 4,76 persen,” kata La’bi dalam laporannya baru-baru ini.

Secara nominal, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulbar tahun 2024 mencapai Rp 64,21 triliun atas dasar harga berlaku, dan Rp37,09 triliun atas dasar harga konstan 2010.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi datang dari konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 14,56 persen. Sementara pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) tetap menjadi kontributor utama pertumbuhan.

Di sisi lapangan usaha, sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan masih menjadi tulang punggung utama perekonomian Sulbar. Namun, La’bi menegaskan perlunya diversifikasi dan penguatan struktur ekonomi agar pertumbuhan lebih stabil dan berdaya saing. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.