Mamuju, Mesakada.com — Hujan deras yang turun sepanjang malam mengguncang tanah hingga akhirnya longsor menelan kehidupan di Lingkungan Tamasapi, Kelurahan Mamunyu, Mamuju, Senin 27 Januari, dini hari.
Empat nyawa hilang, sementara tujuh lainnya terluka. Sebagian dirawat di RS, sebagian lagi di rumah warga yang membuka pintu mereka untuk menampung korban.
Sejak pukul 03.00 dini hari, suara langkah sigap tim kesehatan dari PSC 119 dan Puskesmas Binanga mengisi gelapnya malam. Mereka tak hanya berjaga, tetapi juga merawat luka yang tak hanya menganga di tubuh, tetapi juga di hati.
Anggota tim krisis bencana dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Mamuju, Farida menyampaikan dengan nada tenang namun berat.
“Selama proses evakuasi berlangsung, terdapat delapan orang korban luka, rata-rata mengalami luka sobek dan telah dilakukan penanganan,” ungkapnya.
Dalam keheningan pasca bencana, pesan penting disampaikan: warga yang merasa ada masalah kesehatan, sekecil apa pun, diminta segera melapor.
“Pustu terdekat dan petugas di lapangan siap memberikan layanan kesehatan sesegera mungkin,” ujar Farida lagi, seakan ingin meyakinkan bahwa mereka tidak sendiri dalam tragedi ini.
Tanah mungkin longsor, tetapi semangat membantu tak pernah runtuh. Di antara sisa puing-puing, tangan-tangan tetap terulur, membawa harapan dalam malam yang sepi. (*)