Mamuju, Mesakada.com — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulbar, menyerukan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang damai. Tidak membawa-bawa isu agama, suku, ras, dan antar golongan saat kampanye.
Semua pihak juga agar senantiasa menjaga kesatuan dan persatuan dalam Pilkada 2024 dengan mengutamakan kepentingan bersama sebagai bangsa, menghindari politik golongan dengan tetap menjaga Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah, dan Ukhuwah Insaniyah yang didasari pelaksanaan nilai-nilai agama.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), bidang Perempuan, Remaja dan Keluarga (PRK), Amany Lubis mengungkapkan, pilkada mesti dijalankan secara langsung, umum, bebas, rahasia (luber) serta jujur dan adil (jurdil), damai, aman, tertib, berintegritas, tanpa hoaks, serta berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
“Organisasi MUI bersifat independen dan tidak memberikan dukungan baik langsung atau tidak langsung, serta tidak berpihak pada partai politik dan para peserta pemilu, baik caleg, capres-cawapres hingga para kontestan di Pilkada,” kata Amany, saat kegiatan Monev & Silaturahmi MUI Sulbar, Minggu (29/9/2024).
Pengurus MUI di semua tingkatan juga dilarang mempergunakan atribut MUI atau bentuk lain yang dimaknai berkaitan dengan organisasi MUI dalam kegiatan selama penyelenggaraan Pilkada.
“Pengurus MUI yang menjadi peserta Pilkada atau Pemilu di semua tingkatan diwajibkan berprilaku Akhlakul Karimah, Uswatun Hasanah, bersih dan jujur,” ujar mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, itu.
MUI juga mengimbau dan mengingatkan agar Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri, dan seluruh perangkat pemerintahan dapat menjaga integritas, dan profesionalitasnya dengan memegang dan menegakkan prinsip netralitas dalam pelaksanaan Pilkada 2024.
Ketua MUI Sulbar, Napis Djuaeni mengungkapkan, semua pihak mesti mengikuti aturan yang telah diatur dalam menjalankan pelaksanaan Pilkada 2024. Termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) mesti netral.
“Kita upayakan MUI bosa menjaga kedamaian sehingga Pilkada berjalan dengan baik. Kita mengharapkan MUI bisa menjadi pengayom kepada orang-orang,” ujar Napis.
Ia pun meminta agar setiap Paslon dalam berkampanye tidak membawa isu-isu agama dan sara. Cukup membawa visi misi dan gagasan. Sehingga benar-benar menjadi paslon yang mampu menjalankan amanah agama dan negara.
“Calon masing-masing punya kelebihan. Semoga yang terpilih orang yang mampu menjalankan amanah,” tuturnya. (js)