Luka Seorang Pendidik, Guru Muda di MBS Mamuju Dianiaya Orang Tua Siswa

oleh -2168 Dilihat

Mamuju Meskada.com — Taufiq, seorang guru muda di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Mamuju, masih merasakan denyut sakit di rahangnya. Bekas pukulan pekan lalu masih terasa, bukan hanya di tubuhnya, tetapi juga di hatinya sebagai seorang pendidik. 

Semua bermula dari hal sederhana. Taufiq menegur seorang siswa yang enggan mengikuti senam bersama. Teguran itu, yang baginya adalah bagian dari tanggung jawab mendidik, ternyata berbuntut panjang.

Siswa tersebut, merasa tersinggung, melapor kepada keluarganya. Yang terjadi kemudian adalah sesuatu yang tak pernah dibayangkan oleh seorang guru: ia diserang oleh orang tua siswa itu. 

“Aksi penganiayaan yang dilakukan oleh keluarga santri tersebut terekam CCTV milik sekolah,” ujar Basit, Kepala SMP Atanwir Muhammadiyah Mamuju.

Rekaman itu kini menjadi saksi bisu atas amukan yang seharusnya tak pernah ada di dunia pendidikan. Namun, luka Taufiq tak hanya memar di kepala atau sakit di rahangnya. Luka lebih dalam dirasakan oleh komunitas pendidik.

Sutikno, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sulawesi Barat, mengungkapkan rasa kecewanya. “Kami sangat menyesalkan dan mengutuk keras tindakan kekerasan ini. Guru adalah pilar pendidikan yang harus dihormati dan dilindungi,” ujarnya dengan tegas. 

Ia melanjutkan bahwa Taufiq hanya menjalankan tugasnya, mendidik dan menertibkan siswa. Namun, tugas mulia itu justru berakhir dengan kekerasan.

“Orang tua siswa langsung main hakim sendiri tanpa mencari kebenaran terlebih dahulu. Padahal, rekaman CCTV menunjukkan bahwa tuduhan itu tidak benar,” jelasnya. 

Bagi Sutikno, kejadian ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan. Guru, katanya, bukan hanya pengajar, tetapi pembimbing yang seharusnya mendapatkan perlindungan.

“Kekerasan bukanlah solusi. Ini hanya menambah luka, baik bagi guru, siswa, maupun dunia pendidikan secara keseluruhan,” sebut dia.

Di tengah semua ini, harapan masih menggantung. Para guru di Mamuju, dengan segala keterbatasan mereka, hanya ingin dihormati. Bukan sebagai sosok yang tak bisa dikritik, melainkan sebagai pilar yang menjaga masa depan bangsa, yang layak dihargai dan dilindungi. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.