Dinkes Sulbar Pastikan Keamanan Vaksin TBC M72, Sudah Melalui Uji Klinik Ketat

oleh -747 Dilihat

Mamuju, Mesakada.com — Indonesia menjadi bagian dari tahap uji klinik kandidat vaksin M72 penyakit TBC. Vaksin yang digagas Bill Gates itu diklaim aman bagi manusia.

Vaksin tersebut dikembangkan untuk mengentaskan penyakit TBC. Sebab, Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi kasus TBC di dunia, dengan estimasi 1 juta kasus aktif.

“Vaksin ini dikembangkan untuk mencapai eliminasi tahun 2030. Jadi selain mengobati yang sakit, kita juga mengatasi yang belum sakit,” kata Pengelola Program TBC Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar, Harsalim, Senin 19 Mei.

Vaksin M72 saat ini tengah menjalani uji klinik fase 3 secara global, termasuk di Indonesia. Sebanyak 2.095 partisipan remaja dan dewasa telah direkrut dari berbagai lokasi.

Seperti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), RSUP Persahabatan, RSUI Depok, dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung. Indonesia menjadi salah satu dari lima negara penyelenggara uji klinik bersama Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi.

“Jangan ragu atau takut. Uji pada binatang sudah lewat, dan itu aman. Fase kedua juga sudah dilakukan di beberapa wilayah. Fase ketiga ini yang paling luas, sekitar 20 ribu partisipan,” bebernya.

Rekrutmen partisipan di Indonesia telah rampung pada 16 April 2025. Total global partisipan mencapai 20.081 orang, dengan Afrika Selatan menyumbang jumlah terbesar.

Kandidat vaksin ini bukan pendatang baru. Penelitiannya telah dimulai sejak tahun 1990-an dan terus dikembangkan hingga kini. “Penelitian ini sudah berlangsung sejak 90-an. Sudah melalui berbagai tahap,” Harsalim.

Vaksin M72 merupakan satu dari sekitar 15 kandidat vaksin TBC yang sedang dikembangkan secara global. Namun, M72 menjadi kandidat terdepan karena telah mencapai fase uji klinik terakhir, fase 3, sebelum izin edar bisa diberikan. Jika berjalan sesuai rencana, seluruh rangkaian uji klinik dijadwalkan rampung pada akhir 2028.

“Insya Allah aman. Hanya kita mau lihat seberapa ampuh vaksin ini. Setelah uji klinis selesai dan efektivitasnya diketahui, itu akan diaplikasikan. Kita menunggu petunjuk pemerintah pusat,” ungkap Harsalim.

Pengembangan vaksin ini didukung oleh Gates Foundation, dan diawasi ketat oleh WHO, Badan POM, dan Kemenkes RI. Proses uji klinik dilakukan sesuai standar internasional, mulai dari uji pra-klinik pada hewan, fase 1 untuk puluhan partisipan manusia, fase 2 untuk ratusan orang, hingga fase 3 yang melibatkan puluhan ribu peserta dari lintas negara. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.