BI Sulbar Dorong Ekonomi Syariah Lewat Strategi Bertahap dan Kolaboratif

oleh -337 Dilihat

Mamuju, Mesakada.com – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulbar menaruh perhatian besar terhadap pengembangan ekonomi syariah di daerah.

Selain sektor UMKM, ekonomi syariah kini menjadi salah satu fokus utama strategi BI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Sulawesi Barat.

Kepala KPw BI Sulbar, Eka Putra Budi Nugroho, mengatakan bahwa ekonomi syariah memiliki prospek cerah seiring pesatnya pertumbuhan sektor ini di tingkat global.

“Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga ekonomi syariah dunia. Ini potensi luar biasa. Karena itu, Bank Indonesia memandang ekonomi syariah punya masa depan cerah,” kata Eka Putra, dalam kegiatan Karya Kreatif Ekonomi (KKE) dan Pekan Ekonomi Syariah, di Atrium Mall Matos, Mamuju, Kamis 19 Juni.

Ia menjelaskan, penguatan ekonomi syariah dilakukan secara bertahap dan terstruktur, salah satunya dengan memperkuat ekosistem halal. BI Sulbar telah memfasilitasi pendampingan dan percepatan sertifikasi halal bagi pelaku UMKM. Hingga kini, 11 UMKM telah tersertifikasi halal dan jumlahnya ditargetkan terus bertambah.

Tak hanya itu, BI Sulbar juga berkolaborasi dengan Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia, dan pondok pesantren untuk menyiapkan sumber daya manusia dalam ekosistem halal, khususnya juru sembelih halal (juleha).

“Saat ini sudah ada 191 juleha di Sulbar. Ini penting untuk memperkuat rumah potong hewan halal dan menjamin kehalalan produk dari hulu,” terang Eka.

Penguatan ekosistem syariah juga dilakukan melalui pengembangan bisnis pesantren. BI Sulbar saat ini telah membina 30 pesantren dalam program Himpunan Bisnis Pesantren (Hebitren) guna mendorong pesantren menjadi pusat ekonomi berbasis syariah.

“Pesantren punya peran strategis sebagai pusat pendidikan dan pemberdayaan ekonomi. Dengan Hebitren, kita dorong pesantren agar punya daya saing usaha,” tambahnya.

Di sektor keuangan, BI Sulbar juga mendorong optimalisasi wakaf produktif melalui platform Satu Wakaf, hasil kerja sama dengan Badan Wakaf Indonesia. Platform ini dikembangkan sebagai instrumen pembiayaan alternatif berbasis syariah untuk memperkuat kemandirian ekonomi umat.

“Platform ini memberi ruang optimalisasi dana wakaf secara produktif, agar tidak hanya menjadi amal jariyah, tapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi,” ujar Eka.

Meski ekonomi syariah jadi salah satu pilar utama, BI Sulbar juga tetap memperkuat sektor UMKM konvensional. Strateginya meliputi tiga pilar, penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas dan akses pasar, serta perluasan akses pembiayaan.

“Bank Indonesia berkomitmen senantiasa mendorong penguatan dan pengembangan ekonomi Sulbar, khususnya UMKM dan ekonomi syariah,” tutup Eka Putra. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.