Tahanan Baru di Lapas Polewali Jalani Pemeriksaan HIV

oleh -719 Dilihat
warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Polewali mengikuti pemeriksaan HIV di Lapas Polewali, Senin 10 Maret 2025.

Polman, Mesakada– Pelaksanaan skrining dan tes HIV bagi tahanan baru di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Polewali menjadi salah satu langkah penting dalam upaya memastikan kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan mencegah penyebaran HIV di lingkungan lapas.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 10 Maret 2025, dan merupakan hasil kerja sama antara Lapas Polewali dengan petugas TB-HIV dari Puskesmas Pekkabata.

Kegiatan ini bukan hanya sebatas tes medis, tetapi juga bagian dari komitmen pemerintah dalam menjaga kualitas kesehatan para tahanan, yang kerap kali menjadi kelompok rentan dalam penularan penyakit menular, termasuk HIV.

Melalui skrining ini, pihak Lapas berharap dapat mendeteksi dini infeksi HIV dan memberikan penanganan yang tepat bagi WBP yang terdiagnosis positif.

Menurut Kepala Lapas Kelas IIB Polewali, Akhmad Widodo, kegiatan skrining dan tes HIV ini tidak hanya untuk menjamin kesehatan tahanan, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat di dalam lapas.

“Kegiatan ini sangat penting untuk memberikan jaminan kesehatan bagi para tahanan, serta meminimalisir risiko penularan HIV di antara mereka,” ujarnya.

Lapas Polewali, dengan kapasitas lebih dari seribu WBP, menjadi salah satu tempat yang sangat membutuhkan perhatian khusus terkait kesehatan.

Menurut data yang dihimpun oleh petugas kesehatan, lapas-lapas seringkali menjadi tempat penularan berbagai penyakit menular, termasuk HIV, karena kerumunan dan kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai.

Dengan adanya kegiatan ini, Lapas Polewali menunjukkan komitmennya dalam mengurangi potensi risiko tersebut.

Pelaksanaan tes HIV di Lapas Polewali didukung oleh tim medis dari Puskesmas Pekkabata yang tidak hanya melakukan tes, tetapi juga memberikan edukasi kepada para tahanan mengenai pentingnya deteksi dini dan pencegahan HIV.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran WBP akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh mereka, terutama dalam menghadapi potensi ancaman penyakit seperti HIV.

“Pencegahan HIV harus dimulai dengan deteksi dini, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. Dalam kasus tahanan, keterbatasan informasi dan akses ke layanan kesehatan sering menjadi hambatan besar dalam pencegahan penyakit ini,’ kata Dokter Puskesmas Pekkabata, dr. Rahmat.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Sulawesi Barat, Ramdani Boy memberikan dukungan penuh terhadap program ini.

“Kegiatan ini menunjukkan komitmen Lapas Polewali dalam menjaga kesehatan dan memberikan pelayanan terbaik bagi WBP. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus berkembang dan memberi dampak positif, baik bagi WBP maupun masyarakat sekitar,” katanya. (*).

No More Posts Available.

No more pages to load.