Dampak Kebijakan Efisiensi, Okupansi Hotel Maleo Turun Hingga 80 Persen, Karyawan Terancam “Dirumahkan”

oleh -870 Dilihat
Grand Maleo Hotel and Convention Mamuju

Mamuju, Mesakada.com Suasana di Grand Maleo Hotel and Convention, Mamuju, tak lagi seramai dulu. Sejak kebijakan efisiensi anggaran pemerintah diterapkan, okupansi hotel anjlok hingga 80 persen.

Dampaknya tak hanya dirasakan oleh manajemen, tetapi juga seluruh 162 orang karyawan yang kini menghadapi ketidakpastian pekerjaan mereka.

“Kalau kita harapkan dari penjualan kamar atau wisatawan itu sulit. Mamuju bukan daerah wisata. Kita memang segmennya pemerintah daerah. Sementara perjalanan dinas dan kegiatan pemerintahan di hotel dilarang,” ungkap General Manager Grand Maleo Hotel and Convention, Mamuju, Arif Budi, saat ditemui di hotel tersebut, Jumat 14 Februari.

Menurut dia, hotel di daerah yang bergantung pada segmen pemerintah sangat berdampak. Berbeda dengan hotel di daerah wisata atau yang memiliki segmen korporat Datau pengusaha.

Manajemen hotel pun telah mengambil langkah-langkah efisiensi, mulai dari pengurangan pasokan listrik hingga bahan makanan. Namun, langkah terakhir yang paling berat adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tahap pertama, sembilan karyawan terkena dampak, dan tak menutup kemungkinan ada gelombang PHK berikutnya jika kondisi tidak membaik.

Bagi karyawan yang terkena PHK, situasi ini menjadi pukulan berat. Sebagian dari mereka telah bertahun-tahun bekerja di hotel tersebut. Kini, mereka harus mencari cara untuk bertahan hidup di tengah keterbatasan lapangan pekerjaan.

Tak hanya industri perhotelan, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga merasakan dampaknya. Banyak pemasok yang sebelumnya mengandalkan permintaan dari hotel dan restoran kini kehilangan pelanggan.

Arif Budi mengaku, sejak 2024, pihaknya telah mengamati perubahan ini karena pemerintah daerah sudah mulai menyesuaikan anggaran. Manajemen berupaya mencari solusi dengan berkolaborasi bersama pihak swasta, namun belum mampu sepenuhnya menutupi biaya operasional hotel.

Ia berharap kondisi ini tidak berlangsung lama, sehingga anggaran pemerintah dapat kembali normal secara bertahap. “Kami berharap ada kebijakan yang bisa mendukung industri perhotelan agar tetap bertahan,” tutupnya. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.