Bantuan Datang, Harapan Bangkit dari Tanah Longsor Tamasapi

oleh -704 Dilihat

Mamuju, Mesakada.com – Mata-mata lelah para penyintas bersinar kembali saat Pj Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, turun dari mobilnya, diikuti Bupati Mamuju Sutinah Suhardi, Wakil Ketua DPRD Sulbar Suraidah Suhardi, dan jajaran aparat dari Kejati, Polda Sulbar, serta Korem 142/Tatag. 

Di tengah puing-puing harapan yang tertimbun tanah, Hasrah, seorang warga terdampak, berdiri dengan tangan menggenggam erat ujung sarungnya. Ada getar dalam suaranya saat ia menyambut kedatangan rombongan. 

“Kita sangat berterima kasih kepada Gubernur dan rombongan yang datang menyalurkan bantuan,” ucapnya, Jumat 31 Januari.

Namun, di balik rasa syukur, ada doa yang terselip. Hasrah menengok ke jalan setapak yang masih tertutup tanah dan batu. “Kami sangat berharap alat berat yang ada di sini semoga tuntas betul baru ditarik. Supaya kami bisa menikmati betul jalan dari bantuan pemerintah,” katanya, lirih tapi penuh harap. 

Di dua lingkungan yang terdampak, Tamasapi dan Tapodede, jalan masih tertutup longsor. Terputusnya akses membuat kehidupan warga seperti terhenti di antara reruntuhan. 

“Jadi masih butuh alat berat untuk mengakses satu dusun lagi yang ada 70 KK di sana. Kita harap juga ada bantuan sarana pertanian dan alat kelengkapan rumah yang hanyut dibawa longsor,” seorang warga lain menyuarakan keresahan mereka. 

Di sisi lain, Bahtiar Baharuddin mengakui, kerja cepat tim gabungan telah menjadi penyelamat. “Tim datang langsung mengevakuasi warga. Dari waktu ke waktu, penanganan bencana semakin cepat dan terkoordinasi. Bupati membuat posko, dan kita di Pemprov juga buat posko,” katanya, mengapresiasi sinergi semua pihak. 

Namun, bencana bukan hal baru di Sulbar. Longsor dan banjir seolah menjadi tamu tak diundang setiap musim hujan. “Inilah yang selalu kita suarakan, betapa pentingnya pencegahan bencana. Sulbar masuk daerah tertinggi rawan bencana,” Bahtiar menegaskan.

Ia berbicara tentang solusi, tentang merawat lingkungan dan mengubah cara hidup. “Budaya migrasi harus dilakukan karena penduduk terus bertambah, sementara luas lahan tetap. Harus ada perubahan konsep, sebagian bisa beternak, relokasi jangka panjang harus dipikirkan,” paparnya. 

Wakil Ketua DPRD Sulbar, Suraidah Suhardi, juga turut menyampaikan apresiasi atas kerja keras semua pihak dalam penanganan bencana. 

“Sinergi ini kita rasakan saat bencana terjadi. Jiwa relawan kita semakin tumbuh, dan itu menjadi kekuatan Sulbar,” katanya dengan nada optimis. 

Namun, harapan terbesar tetap satu: agar bencana tak lagi datang mengetuk pintu warga. “Akan kita bahas soal relokasi warga, bisa dimasukkan dalam program transmigrasi warga lokal,” tandasnya. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.