Mamuju, Mesakada.com — Maskapai Batik Air yang sempat menarik diri dari penerbangan Mamuju-Makassar dan sebaliknya, akhirnya kembali membuka rute tersebut. Penerbangannya tiga pekan sekali.
Penerbangan Mamuju-Makassar dan sebaliknya juga dipenuhi dengan syarat lain. Yakni jumlah penumpangnya harus mencapai 70 persen dari jumlah seat atau kursi. Jika tak mencapai, pemerintah harus mensubsidi alias membayar tiket sisa untuk mencapai 70 persen penumpang.
Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK) mengatakan, skema subdisi dilakukan dengan bekerja sama dengan Pemprov Sulsel. Hal itu dilakukan untuk menjamin ketersediaan penerbangan tiga pekan sekali di Sulbar.
Pesawat yang berangkat dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar disubsidi oleh Pemprov Sulsel dan pesawat yang berangkat dari Bandara Tampa Padang Mamuju disubsidi Pemprov Sulbar.
“Ada anggaran yang disiapkan karena itu untuk menjamin ketersediaan penerbangan. Dari MoU saya (dengan Batik Air), kita berbagi dengan Pemprov Sulsel Rp 1 miliar dan Pemprov Sulbar Rp 1 miliar,” kata SDK, saat dikonfirmasi, Minggu 22 Juni.
Siang tadi, pesawat Batik Air kembali mendarat di Bandara Tampa Padang Mamuju, sekira pukul 12.30 WITA. Sekira 200 penumpang dari Makassar dan dari Mamuju menggunakan pesawat tersebut. Itu berarti subsidi tidak diberlakukan karena sudah mencapai 70 persen penumpang.
“Saya tinjau, lebih dari 200 penumpang hari ini. Jadi kalau lebih 200 penumpang berarti subsidi yang dimakan kecil. Kalau 125 orang dari Makassar dan 125 dari Mamuju itu berarti tidak makan subsidi,” bebernya.
Menurut SDK, anggaran subsidi yang disiapkan pun tidak dianggarkan setiap tahun. Sebab, skema subsidi ini hanya sementara. Jika aktivitas penerbangan normal kembali kebijakan subsidi akan ditarik.
“Jika normal penerbangan, tentu kita tidak subsidi lagi. Itu hanya memancing penumpang saja,” pungkasnya. (*)